Friday 26 April 2019

Pemilu dengan e-voting, Apakah Aman?

Muncul opini untuk mengadakan pemilu secara online dengan menggunakan metode e-voting alias voting online. E-voting sering dilakukan untuk kegiatan skala kecil seperti memilih pemenang suatu kompetisi, namun apakah e-voting dapat diimplementasi untuk kegiatan akbar dengan skala massa yang besar seperti pemilu?

Pemilu dengan e-voting, Apakah Aman?
Sumber:pixabay.com
Apa saja keuntungan dari e-voting?

- Mengurangi golput. Hal ini disebabkan karena masyarakat akan lebih mudah berpartisipasi pada pesta demokrasi. Dengan adanya voting online, tidak perlu ada lagi prosedur mengurus surat ketika mencoblos di luar daerah dari domisili berdasarkan KTP sehingga akan lebih mudah mengikuti pemilu.

- Waktu lebih untuk undecided voter. E-voting umumnya dilakukan dalam beberapa hari, tidak seperti pemilu tradisional yang hanya dilakukan dalam beberapa jam. Dengan waktu yang panjang ini, mereka yang belum menentukan pilihan memiliki waktu yang lebih lama untuk menentukan pilihan atau bahkan mengganti pilihan dalam voting.

- Murah. E-voting dapat memangkas biaya pemilu secara signifikan beserta SDM yang digunakan sebagai infrastruktur dalam pelaksanaan pemilu. Pemilu di tahun 2019 sendiri terdapat ratusan panitia yang meninggal dunia akan kelelahan saat pemilu secara manual.

Apa saja kelemahan dari e-voting?

- Kebocoran privasi. Meskipun akses ke portal voting dapat menggunakan koneksi yang aman atau HTTPS serta data dalam keadaan terenkripsi, namun server yang menerima hasil voting dapat mendekripsinya untuk mendapatkan data asli. Oleh karena itu, data privasi pemilih tidak dijamin sepenuhnya terjaga.

- Ancaman hacker. Tidak ada sistem yang aman 100% apalagi sistem e-voting yang terkoneksi ke publik. Dengan adanya cyberattacks, sistem dan data dapat dimanipulasi sehingga keamanan sistem dan aplikasi harus diaudit secara maksimal.

- Ketidakpercayaan. Masyarakat cenderung tidak percaya dengan sistem e-voting karena sistem dapat diprogram sehingga tendensi untuk kecurangan dapat terjadi secara tersembunyi. Masyarakat lebih percaya terhadap saksi dari setiap partai daripada suatu aplikasi.

Apa saja yang perlu dilakukan untuk pengimplentasian e-voting?

Jika Indonesia ingin melakukan e-voting, dua faktor utama yang harus diperhatikan yaitu privasi dan keamanan cyber. Pastikan pilihan dari pemilih benar-benar bersifat rahasia atau end-to-end encryption namun pemilih masih tetap dapat mengecek pilihan mereka sendiri.

Untuk keamanan server, antivirus, EDR dan threat hunting service diperlukan untuk memaksimalkan keamanan sehingga mencegah aktifitas berbahaya dan semua jenis ancaman cyber. Bahkan dengan resource hardware yang tinggi, server dapat diinstall aplikasi monitoring sepeti CCTV sehingga tingkat keamanan akan lebih paranoid.

Untuk sisi keamanan secara global, kegiatan audit diperlukan untuk melindungi sistem e-voting, tidak hanya dari aplikasi namun juga semua elemen yang terlibat di environment. Audit juga dapat dilakukan oleh institusi eksternal untuk memastikan tidak ada celah keamanan yang dapat dieksploitasi. Apabila ada pertanyaan mengenai solusi keamanan untuk keamanan e-voting dapat menghubungi saya melalui menu kontak.

E-voting akan sangat menguntungkan bagi penyelenggara dan pemilih. Namun, selain sistem e-voting yang baik, diperlukan juga keamanan yang maksimal untuk mencegah ancaman malware, hacker hingga orang internal. Pemilu dengan e-voting? Ya, kenapa tidak.

No comments:

Post a Comment